Dipresentasikan pada Workshop Islamic Input in the Medical Curriculum yang diadakan di Fakultas Kedokteran UNISSULA pada 21 Desember 2008 oleh Professor Omar Hasan Kasule Sr. MB ChB (MUK), MPH (Harvard), DrPH web: http://omarkasule.tripod.com
1.0 PENCIPTAAN MANUSIA, khalq al insan
1.1. KONSEP DASAR
Allah Sang Pencipta berbeda dengan ciptaanNya. Allah Kekal dan Maha Mengetahui. Manusia diciptakan tidak dapat ikut serta dalam cara apapun dalam proses penciptaan. Manusia diciptakan setelah hewan dan tumbuhan. Kesemuanya memiliki dualitas yang tercipta dari ruh dan materi. Adam tercipta dari elemen bumi. Allah kemudian memasukkan akar kedalamnya untuk menjadikannya manusia. Ketika ruh dimasukkan kedalam diri Adam, Allah memerintahkan semua malaikat untuk bersujud kepadanya. Semua malaikat menuruti perintah Allah kecuali iblis yang sombong. Adam diberikan pengetahuan yang lebih tinggi daripada malaikat dengan diajarkan nama-nama semua mahluk. Adam kemudian tinggal di surga bersama isterinya tetapi kemudian dijerumuskan kedalam ketidakpatuhan oleh setan. Ia kemudian menebusnya dan diampuni oleh Allah. Adam kemudian diturunkan ke bumi dimana ia menjadi nabi dan ayah bagi umat manusia. Keturunan Adam merupakan satu kesatuan keyakinan Tauhid. Ketika mereka melanggarnya, Nabi Nuh diutus untuk mengembalikan mereka kepada tauhid. Manusia diciptakan secara de novo (baru) sebagai manusia. Semua manusia memiliki kesamaan asal usul biologis dan berbeda dari ciptaan Allah yang lainnya.
1.2. KEUNIKAN DARI PENCIPTAAN MANUSIA
Penciptaan manusia optimal dalam segi struktur dan fungsinya. Indah, taat, harmonis, teratur, dan tepat. Manusia memanifestasikan tanda-tanda Allah. Manusia lebih tinggi dan dihormati diatas ciptaan lainnya. Manusia unik dan berbudaya. Manusia memiliki 3 ciri yang unik yaitu ruh, membawa amanat, khilafat dan taskhiir. Manusia merupakan mahluk dualisme yang terdiri atas jiwa dan raga. Manusia setuju untuk mengemban amanah ketika mahluk lainnya takut untuk melakukannya. Manusia ditempatkan di dunia sebagai penguasa. Mahluk lain diciptakan untuk melayani manusia.
1.3. PENCIPTAAN DAN BUKAN EVOLUSI, khalq wa laisa tatwiir
Quran mengajarkan bahwa adam diciptakan dalam bentuk baru sebagai manusia. Sejarah manusia diawali dari Adam sebagai bentuk manusia seutuhnya. Semua manusia memiliki asal usul biologis yang sama, asl al insan wahid. Penciptaan mansusia merupakan kebebasan dan bukan sebuah kejadian acak atau tidak disengaja. Penciptaan manusia merupakan revolusi, bukan evolusi. Islam percaya pada ciptaan Tuhan. Evolusi melalui seleksi alam merupakan bantahan atas eksistensi Tuhan sebagai pencipta. Argumen kami menentang teori evolusi berdasarkan dari pernyataan bahwa terdapat teori yang tidak dapat dibuktikan. Teori tersebut secara terus menerus diperbarui untuk menyesuaikan dengan data yang baru sementara inti atheistik dan tidak ilmiahnya tetap dipertahankan. Ciptaan merupakan penjelasan yang lebih udah dari data pada kesamaan dan perbedaan diantara mahluk hidup daripada evolusi oleh seleksi alam. Teori Darwin mengenai evolusi oleh seleksi alam memberikan dukungan pseudoilmiah kepada atheisme dan animisme. Atheisme menolak eksistensi Tuhan sebagai pencipta yang harus disembah. Animisme membawa manusia seperti binatang dan tidak memiliki posisi moral yang khusus. Keterpakuan teori evolusi dudukung oleh tiga motivasi: rasisme, kolonialisme dan eksploitasi kelas.
1.4. KASUS KHUSUS DARI PENCIPTAAN
Menurut Qur’an, dua manusia diciptakan dengan cara yang berbeda: Adam dan Isa. Adam AS diciptakan tanpa adanya ayah atau ibu. Isa AS diciptakan hanya dari seorang ibu dan tanpa ayah. Adam merupakan keajaiban karena ia tidak memiliki orang tua sama sekali. Perbedaan ini sama sekali tidak unik ketika kita melihat kepada skema penciptaan Allah. Terdapat banyak contoh dalam reproduksi binatang dan tumbuhan dimana hanya aa satu orang tua saja yang terlibat didalamnya.
1.5. KESEIMBANGAN DALAM PENCIPTAAN
Keseimbangan yang ditemukan dalam penciptaan manusia merupakan bagian dari fenomena umum dari keseimbangan yang ditemukan dalam ciptaan Allah yang lainnya. Terdapat keseimbangan dalam manusia. Terdapat keseimbangan dalam binatang, tumbuhan serta fenomena alam seperti siang dan malam.
2.0 HAKIKAT MANUSIA, tabi’at al insaan
2.1 HAKIKAT AWAL, fitrat
Allah sang Pencipta menciptakan manusia dalam keadaan fitrah. Hal ini merupakan keadaan terbaik secara biologis, moral, sosial dan psikologis. Fitrah dapat diturunkan tingkatannya atau dirubah oleh manusia melalui perilaku biologis, moral dan dalam istilah akidah. Alam dan asuhan memiliki peran dalam tindakan dan perilaku manusia. Peran relatif dari masing-masing beragam menurut aspek mana dari biologi dan perilaku manusia yang dipertimbangkan. Dasar dari fitrah manusia memungkinkan manusia untuk membedakan yang buruk dari yang baik dalam berbagai kasus tanpa harus diberi petunjuk, wahyu. Petunjuk dan pengalaman manusia hanya mendorong apa yang telah diketahui didalam dirinya. Terdapat beberapa aspek yang tidak dapat diketahui manusia tanpa adanya petunjuk. Manusia memiliki kelemahan dalam fitrahnya.
2.2 ISI: Nafs, Qalb, Ruh
Isi dari manusia adalah nafsu. Kalimat qalbu dan ruh juga digunakan untuk mengartikan nafsu. Hakikat sesungguhnya dari nafsu, ruh atau qalbu terdapat dalam pengetahuan Allah. Nafsu memiliki tiga tingkatan: nafsu yang dapat dipengaruhi setan; nafsu ammara, mengkritik diri sendiri;nafs lawamat; dan sempurna;nafs kaamilat. Nafs kamilat dipenuhi nafs mutmainat disenangkan, nafs raadhiyat dan menyenangkan nafs mardhiyat. Terdapat tanda-tanda Allah didalam nafsu. Nafsu memiliki atribut positif dan negatif. Nafsu dapat merubah hal baik atau hal buruk. Qalbu dijelaskan sebagai hal yang berkaitan dengan iman, emosi, sensasi, intelektualitas, tanggung jawab dan bimbingan. Penyakit qalbu termasuk lahw, ghaflah, ghill, ghaidh, kibr dan nifaq. Qalbu dapat dipengaruhi atau diubah. Ruh adalah abadi. Ruh diciptakan sebelum badan. Ruh merupakan perbedaan mendasar antara manusia dengan binatang. Ruh tidak kembali ke bumi setelah kematian. Mereka yang mengaku mengadakan kontak dengan arwah prang yang sudah meninggal adalah pembohong. Islam tidak menerima konsep transmutasi jiwa (pergerakan ruh dari seseorang ke orang lain). Islam juga tidak menerima reinkarnasi.
2.3 DUALITAS
Bagian non materi dari manusia adalah nafsu atau ruhnya. Hal tersebut merupakan inti dan hal terpenting. Hal tersebut merupakan sumber identitas dari setiap diri manusia. Ruh merupakan hal yang permanen yang terdapat sebelum dan sesudah bagian fisik dari manusia berakhir. Bentuk fisik dari tubuh manusia merupakan hal yang sementara. Keunikan manusia terletak pada dualisme dari materi dan ruh. Perilaku manusia merupakan cerminan dari hakikat dualisme, tetapi ruh dan nafsu memiliki kendali yang saling bertubrukan atas tubuh manusia. Bagian fisik manusia melalui dorongan hormonal dan neuron juga bertanggung jawab atas beberapa bentuk perilaku.
2.4 HUBUNGAN DENGAN YANG TIDAK TERLIHAT, ‘alaqat al insan bi’aalam ghaib
Muslim mempercayai apa yang tidak terlihat. Mereka hanya memiliki kontak satu arah dengan yang tidak terlihat melalui ayat-ayat al quran. Allah Maha Besar maha Melihat dan mengetahui apa yang dilakukan semua manusia dan tidak ada yang dapat disembunyikan dariNya. Malaikat dan jin merupakan bagian dari yang tidak terlihat. Mereka terlibat dalam kegiatan manusia tetapi kebanyakan manusia biasa tidak dapat mengadakan kontak dengan mereka. Manusia hidup dan berfungsi di dunia empiris yang nyata. Prediksi empiris ilmiah dari masa depan atau pengulangan masa lalu tidak berhubungan dengan yang tidak terlihat karena mereka merupakan interpretasi dari data empiris yang tidak selalu sempurna.
2.5 SIFAT-SIFAT MANUSIA, sifaat al insan
Manusia merupakan dialisme yang unik dimana ia memiliki atribut positif dan negatif. Kelebihan manusia disebabkan oleh kemampuan untuk melakukan hal yang baik meskipun berpotensi kejahatan. Sifat positif manusia antara lain: rasa terima kasih, keinginan atas dunia dan surga dan kepercayaan. Sisi negatif manusia dijabarkan sebagai sombong, tidak adil, kasar, serakah, tidak peduli, kurang berhati-hati, suka menelantarkan, melakukan kejahatan, menyebarkan kejahatan, mengingkari kebenaran, kafir dan kafuur, politheis, munafik, pelit, suka berargumentasi, berbuat curang, suka bermusuhan, berputus asa, tidak sabar, mudah cemas, melanggar hukum, tidak suka menerima bantuan orang lan, tidak berterima kasih, menolak bantuan dan mencintai hawa nafsu, Sifat terpenting dari manusia adalah intelegensi yang berkembang, berbudaya, khusus dan memungkinkan abstraksi dan memecahkan masalah. Agresi manusia merupakan karakteristik konstan sebagai individu dan bagian dari masyarakat. Hal tersebut selalu berujung pada kehancuran. Agresi dapat melawan diri sendiri, dhulm al nafs, orang lain, dhulm al ghair. Agresi merupakan jalan terakhir bagi kelemahan dan kegagalan manusia. Tindakan agresi yang tercatat adalah pembunuhan yang dilakukan oleh salah seorang putra nabi Adam karena kecemburuan. Sejak saat itu sejarah manusia telah ditandai dengan agresi dalam berbagai bentuk. Agresi manusia sangat banyak sehingga jika dialihkan menjadi suatu bentuk rekreasi selalu berbentuk olahraga seperti tinju, gulat dan lain-lain untuk mengekspresikan tekanan batinnya/ agresi.
3.0 SUPERIORITAS MANUSIA, afdhaliyyat al insaan
3.1 KRITERIA DARI SUPERIORITAS, mi’iyaar al afdhaliyyat
Manusia menyadari akan kelebihannya dan berbeda dari ciptaan lainnya sehingga mereka memiliki kepercayaan diri dan harga diri serta kekuatan untuk memelihara gaya hidup yang sehat. Teknologi kedokteran dan pengetahuan saat inicukup untuk menghapuskan penyakit fisik jika manusia mau merubah gaya hidupnya menjadi gaya hidup yang sehat. Manusia memiliki kelebihan dibanding mahluk hidup dan mahluk tak hidup yang diciptakan Allah. Allah menghargai manusia diatas ciptaan yang lain. Superioritas manusia terdapat karena sifat-sifat khas dan kapasitas yang diberikan oleh Allah. Superioritas manusia tidak berdasarkan atas ukuan tubuh, kekuatan fisik atau fungsi anatomis atau psikologis tertentu. Superioritas manusia merupakan hal yang umum dan tidak spesifik bagi setiap individu. Manusia sebagai kelompok lebih superior daripada ciptaan lainnya tetapi tidak bagi manusia lain. Superioritas manusia bukanlah suatu hak melainkan sebuah potensi yang dapat dikembangkan atau diabaikan. Tidak semua manusia dapat mengakui superioritas ini. Manusia dapat menggapai puncak kehebatan. Manusia juga dapat jatuh ke titik terendah dan menjadikannya lebih buruk dari binatang. Taqwa merupakan dasar kriteria superioritas. Taqwa merupakan jalan terakhir menuju 4 kriteria manusia superior: intelektual; aql, keinginan; iraadat, tanggung jawab; amaanat dan bimbingan moral; hidayat.
3.2 INTELEKTUAL DAN PENGETAHUAN, ‘aql dan ‘ilm
Intelektual merupakan kriteria terpenting dalam superioritas manusia dan kriteria lainnya bergantung padanya baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketiadaan intelektual, kriteria superioritas lainnya akan kehilangan arti. Intelektualitas manusia superior dikarenakan oleh perkembangan dan kerumitan korteks cerebral. Intelektual memungkinkan manusia untuk menganalisa, memahami dan belajar pengetahuan yang merupakan dasar dari tindakan manusia. Tidak seperti ciptaan Allah yang lain manusia dapat memperbesar cakupan pengetahuannya melalui penelitian. Manusia mengendalikan alam fisik dengan menggunakan intelektual mereka. Yang berhubungan dekat dengan intelektual adalah kemampuan bicara dan komunikasi yang memungkinkan manusia untuk membawa hubungan sosial dan berhasil dalam keluarga dan masyarakat. Manusia dapat menggunakan kepandaiannya dengan baik dengan cara berfikir dan berhati-hati kepada ciptaan Allah serta berbuat kebaikan. Intelektual juga dapat disalahgunakan untuk menyakiti diri sendiri, masyarakat dan ekosistem.
3.3 KEINGINAN, al iraadat
Manusia memiliki keinginan yang jelas dan terbatas. Hal tersebut tergantung pada kuasa Allah. Manusia secara pribadi bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan dalam keinginan bebas yang terbatas. Memiliki keinginan yang bebas merupakan indikator dari kematangan manusia karena hal ini tidak diberikan kepada ciptaan yang lain. Manusia diuji tentang bagaimana mereka menggunakan keinginan mereka. Mereka dapat saja lulus atau gagal dala ujian yang diberikan. Allah Maha Pengampun selalu siap mengampuni apabila mereka kembali kepadaNya jika bertaubat dan berusaha keras untuk dapat menghadapi ujian ketika diberikan kesempatan baru. Manusia dapat digunakan secara positif dalam bekerja dan mempersiapkan untuk kehidupan di hari akhir dan melakukan kebaikan. Manusia dapat pula menggunakan keinginan secara negatif untuk mencapai kesenangan duniawi, melakukan kejahatan serta melakukan pelanggaran.
3.4 KEPERCAYAAN, al amanat
Amanat merupakan kepatuhan dan pemenuhan tugas. Amanah meliputi ibadah, iman, diri, keluarga, masyarakat dan keseluruhan ekosistem. Amanah meliputi saat ini dan masa depan. Amanah merupakan dasar dari tanggung jawab dan akuntabilitas manusia. Memenuhi amanah adalah dengan melakukan kebenaran.kegagalan dalam memikul amanah merupakan kegagalan dalam melakukan kebenaran. Hal tersebut merupakan bagian dari keagungan Allah bahwa kegagalan tidak berakibat pada semua manusia pada saat dan tempat yang bersamaan. Pada suatu waktu terdapat seseorang yang sedang mengemban amanah dengan penuh tanggung jawab.
3.5 BIMBINGAN MORAL, hidayat
Allah menghormati dan menghargai manusia dengan memberikan mereka pilihan bebas untuk memilih antara benar dan salah, baik dan buruk. Perintah Allah termasuk dalam bimbingan manusia. Allah membimbing manusia yang telah membuat pilihan pertama dan melangkah menuju hidayah. Manusia dalam keadaan fitrah telah memiliki konsep dasar mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Meskipun demikian manusia dapat melakukan kesalahan dalam beberapa hal yang kompleks. Allah dalam pengampunanNya mengungkapkan kode komprehensif dari syariah untuk membantu manusia mengidentifikasikan kebaikan dan menjalankannya sebagaimana mengidentifikasi hal yang buruk dan menghindarinya. Manusia dapat hidup dalam masyarakat yang diatur oleh kode moral. Manusia dapat memilih untuk hidup secara moral dalam kehidupan individualnya. Orang yang benar/ saliihiin merupakan manusia yang dijadikan contoh yang memiliki tingkatan moral yang tinggi dengan mencari kebenaran meskipun dalam kondisi sesulit apapun. Tingkatan tertinggi dari moralitas ini adalah mencari hal yang paling disukai Allah.
4.0 Misi manusia di atas bumi
4.1 DEFINISI DARI MISI, mahfuum risaalat al insaan
Ibadah merupakan tujuan penciptaan. Disisi lain ibadah menjelaskan misi manusia di dunia. Misi manusia adalah untuk menjalankan ibadah. Seorang manusia yang melakukan ibadah berhasil menjalankan misinya. Konsep ibadah dalam islam sangat luas. Konsep tersebut termasuk keseluruhan pelaksanaannya serta aktivitasnya. Berkaitan erat dengan ibadah adalah konsep istikhlaf (manusia sebagai penguasa bumi) dan isti’imar (membangun peradaban material di muka bumi). Keduanya merupakan bagian dari misi manusia di dunia.
4.2 CAKUPAN TUGAS, huduud al risalat
Cakupan dari misi manusia seluas cakupan ibadah. Ibadah dalam islam merupakan tindakan yang mencakupi seluruh umat manusia yang dilakukan secara tulus tanpa mengingkari perintah Allah. Meskipun tindakan manusia dapat berupa ibadah, hanya mereka dengan niat yang tepat akan diganjar ibadah. Suatu perbuatan ibadah tidak dapat tidak disengaja. Ibadah harus berupa konsekuensi dari pemikiran dan niat yang sungguh-sungguh. Misi manusia meliputi tanggung jawab dalam keluarga, masyarakat dan ekosistem.
4.3 LAMANYA MISI
Lamanya tanggung jawab manusia meliputi saat ini dan masa depan. Hal ini tidak termasuk masa lalu karena tidak ada yang dapat bertanggung jawab atas tindakan yang mereka tidak terlibat. Ketika manusia menjalankan pekerjaan untuk membangun dan memelihara peradaban saat ini mereka harus memiliki rasa tanggung jawab untuk generasi yang akan datang. Manfaat dari hari ini harus diseimbangkan dengan bahaya dimasa yang akan datang. Kesinambungan dari misi membutuhkan bahwa seorang manusia terlibat dalam jalan yang berkesinambungan untuk menjalankan misinya. Karena misi dilakukan dalam waktu yang jelas, manusia harus waspada karena terdapat tanggung jawab, hisaab, pada akhirnya pahala dan ganjaran. Hakikat dan tingkatan tanggung jawab dari misi beragam dengan waktu dalam dua cara: usia sebenarnya dan waktu kalender. Anak-anak, orang dewasa dan lansia memiliki tanggung jawab yang berbeda. Waktu yang berbeda dalam sejarah manusia telah menunjukkan tantangan yang berbeda sehingga memiliki tingkatan tanggung jawab yang berbeda pula. Seiring dengan berjalannya waktu manusia cenderung untuk melupakan misinya. Tantangan yang terus berjalan sebelum adanya manusia adalah menghalangi godaan setan yang dapat menjauhkan mereka dari misinya.
4.4 KEBERHASILAN, FALAH
Quran telah menggunakan kata falah untuk merujuk pada keberhasilan manusia pada misinya.keberhasilan dapat diraih di bumi ataupun di akhirat. Keberhasilan seutuhnya harus di bumi dan di akhirat. Keberhasilan di bumi merupakan persyaratan untuk keberhasilan di akhirat. Meskipun demikian, sangat mungkin untuk memperoleh keberhasilan di dunia tetapi membuat kesalahan diakhir hidup di dunia yang menuju kegagalan dan penyesalan di akhirat. Falah termasuk keberhasilan secara materi di bumi dan keberhasilan spiritual. Kedua tipe keberhasilan ini tergantung pada usaha manusia di bumi. Hal ini merupakan ciri islam yang unik bahwa setiap tindakan manusia yang baik menyumbangkan keberhasilan di dunia dan di akhirat secara bersamaan. Falah dapat dicapai dengan memiliki iman yang kuat, tazkiyat, taqwat, taau, dhikr Allah, amal salih, amr ma’aruf nahy al munkar,infaq dan taubat.
4.5 KEGAGALAN, KHAIBAT
Kegagalan dalam tingkatan individual adalah tidak menyembah Allah seperti yang diperintahkan. Masyarakat dapat hancur apabila mereka tidak menjunjung tinggi hukum Allah yang diperlukan untuk membimbing tindakan manusia. Kegagalan manusia dalam misinya tercermin dalam berbagai bentuk pelanggaran dhulm, kufr dan maksiat. Manusia dapat gagal dalam misinya sebagai akibat dari motivasi internal atau eksternal. Motivasi internal dikarenakan oleh keburukan bawaan dari seseorang memerintahkan untuk berbuat dosa atau meninggalkan tugasnya. Motivasi eksternal dikarenakan setan yang muncul dalam bentuk manusia atau jin yang menyesatkan manusia dan mendorong mereka untuk melakukan kesalahan. Sebagian besar kasus dari kegagalan manusia dikarenakan kegagalan akibat ulah setan.
5.0 KEBERAGAMAN MANUSIA
5.1 ASAL BIOLOGIS YANG UMUM
Semua manusia diciptakan dari satu asal. Hal ini berarti terdapat karakteristik yang dibagi ke semua umat manusia. Semua manusia berasal dari adam. Penemuan modern mengenai DNA dan dasar molekular tentang kehidupan membuktikan bahwa terdapat kesamaan biologis yang disebabkan oleh asal yang sama. Kesatuan kemanusiaan berdasarkan dari kesamaan asal biologis. Islam tidak menerima konsep tipe sub manusia. Primata mungkin memiliki ciri-ciri eksternal yang mirip dengan manusia, tetapi mereka sebagaimana manusia merupakan ciptaan Allah yang unik dan bukan merupakan tipe sub-manusia. Sejauh yang kita ketahui keturunan Adam berada di muka bumi. Manusia berbeda dari malaikat dan jin. Manusia memiliki badan fisik sementara malaikat hanya memiliki energi. Manusia memiliki keinginan yang bebas sedangkan malaikat tidak memilikinya.
5.2 ASAL SOSIAL YANG UMUM
Manusia diawali sebagai suatu keluarga yaitu Adam. Mereka merupakan satu kesatuan masyarakat atau suku bangsa. Mereka memiliki sifat yang sama. Mereka memiliki rasa kekeluargaan dan kekerabatan. Diperintahkannya nabi ke golongan yang berbeda-beda dengan pesan yang sama telah menguatkan asal sosial kemanusiaan. Karena manusia muncul dari peradaban primordial, kami dapat melacak banyak institusi sosial dari orang yang tinggal di berbagai belahan bumi. Kesamaan asal sosial bagi umat manusia juga menguatkan pertukaran budaya dari satu tempat ke tempat lainnya dan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
5.3 KESAMAAN BIOLOGIS
Kesamaan biologis harus sebenarnya menunjuk pada satu pencipta dan tidak seharusnya satu bentuk primordial yang berevolusi seiring waktu. Kesamaan biologis diantara manusia didasarkan pada pengendalian genetik berdasarkan DNA, kesamaan struktur sel dan fungsi, kesamaan komposisi kimia dan fungsinya. DNA manusia sama diantara banyak kelompok manusia. Sel merupakan dasar pembentukan tubuh. Tidak ditemukan adanya perbedaan struktur atau fungsi sel diantara kelompok manusia yang berbeda.fungsi biokimia dan metabolisme dari sel adalah sama. Terdapat kekhususan sel sehingga mereka berbeda strukturnya dan fungsi psikologisnya. Kemampuan manusia dari ras dan kelompok etnis yang berbeda merupakan suatu bukti kesamaan biologis.
5.4 PERBEDAAN BIOLOGIS
Perbedaan biologis menandakan kekuatan dari pencipta untuk menciptakan keberagaman dan disaat yang sama ada kesamaan. Perbedaan ini diciptakan Allah dan tidak timbul dari adaptasi pasif terhadap lingkungan. Allah telah memperhitungkan untuk menciptakan perbedaan ini untuk dapat bertahan dengan habitat geografis, lingkungan atau lingkungan ekologi yang ditinggalinya. Perbedaan biologis yang mendasar diantara manusia dapat dikelaskan berdasarkan warna kulit dan variasi dari anatomi tubuh dan fisiologi (berat, tinggi badan, kemungkinan terkena penyakit, physiognomi eksternal) yang digunakan dalam cara yang kebur untuk menentukan tiga dasar ras: kaukasia, mongoloid, dan negroid. Ras tidak dapat ditentukan berdasarkan keturunan atau struktur DNA. Allah secara hati-hati menciptakan perbedaan warna kulit sebagai salah satu dari tanda Nya. Warna kulit diakibatkan karena jumlah melanin dan karoten yang bervariasi. Variasi minor dari anatomi dan fisiologi tubuh antara lain berat badan, tinggi badan dan physiognomi eksternal. Hal ini jelas terlihat dan tidak menimbulkan perbedaan karena variasi sekuler telah diobservasi selama ini. Tidak ada bukti ilmuah yang diterima secara umum bahwa perbedaan diantara manusia dikarenakan iklim lingkungan yang menuju pada evolusi dari spesies yang berbeda. Semua manusia merupaka satu spesies dan dapat saling mengawini dan berkembang biak.
5.5 PERBEDAAN-PERBEDAAN LAINNYA
Manusia beragam secara gender, ras, adat istiadat, bahasa dan organisasi sosial. Lelaki dan perempuan berbeda secara biologis, psikologis dan emosional. Perbedaan ini tidak mengindikasikan superioritas atau inferioritas. Hal tersebut merupakan garis Allah untuk masyarakat yang seimbang dengan fungsi yang saling mendukung. Tidak ada ras yang murni karena proses perkembangbiakan. Adat istiadat merupakan cara hidup yang diikuti oleh banyak orang. Mereka dibawa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Adat istiadat merupakan faktor kesamaan dalam masyarakat. Perbedaan bahasa diciptakan oleh Allah sebagai salah satu tandaNya. Bahasa berubah terus menerus sebagaimana bahasa diadaptasikan dalam kebutuhan yang berbeda dalam suatu masyarakat. Lingkungan fisik memaksa kesamaan sosial bagi semua orang yang tinggal didalamnya dan membedakan mereka yang tinggal diluar lingkungannya. Setiap individu memiliki keunikan biologis dan identitas spiritual. Tidak semua orang dapat disamakan meskipun mereka diberikan kesempatan yang sama. Perbedaan ini tidak dengan sendirinya menunjukkan superioritas. Kriteria satu-satunya dari kehebatan manusia adalah takwa dan hanya Allah yang dapat menentukan tingkatan ketakwaan seseorang.