search this site.

081221P - DASAR-DASAR DIIN, Usuul Al Diin

Print Friendly and PDFPrint Friendly

Dipresentasikan pada Workshop Islamic Input in the Medical Curriculum yang diadakan di Fakultas Kedokteran UNISSULA pada 21 Desember 2008 oleh Professor Omar Hasan Kasule Sr. MB ChB (MUK), MPH (Harvard), DrPH (Harvard) web: http://omarkasule.tripod.com


1.0 ISLAM IMAN & IHSAN
1.1 Fundamental Dari Diin
Tiga fundamental dari diin (agama), usul al ddiin, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan. Ketiga konsep ini secarabersama-sama membentuk keyakinan akan Isam, al aqidah al islamiyah. Terdapat tahapan didalam Islam. Islam merupakan permulaan, Iman merupakan tingkatan yang lebih tinggi dan Ihsam merupakan tingkat tertinggi. Islam merupakan cerminan jelas, dhahiir. Iman merupakan hati, baatin dan Ihsan berlaku bagi Islam dan Iman. Setiap muhsin adalah mu’min. setiap mu’min adalah muslim. Tidaksemua mu’min adalah muhsin. Tidak semua muslim adalah seorang mu’min. Iman merupakan tingkatan yang lebih tinggi dari progress spiritual daripada islam. Islam merupakan persyaratan dari Iman. Anda tidak dapat memiliki iman tanpa memiliki islam. Bagaimanapun juga, mungkin juga sebagai seorang muslim yang belum mencapai tingkatan seorang mu’min. Iman merupakan pengetahuan,’ilm; pengakuan, qawl; dan tindakan, amal. Hal tersebut merupakan penerimaan di dalam hati, tasdiiq bi al qalb; pengakuan oleh lidah, iqraar bi al lisaan; dan tindakan yang dilakukan oleh tubuh, amal bi al jawarih. Ihsan merupakan kesempurnaan dan merupakan tingkatan tertinggi dari agama. Ihsan diterangkan didalam sunah sebagai kesempurnaan suatu tindakan. Ihsan mencerminkan kesempurnaan dalam islam dan iman. Kesempurnaan dalam ibadah, bekerja dan situasi sosial apapn. Ihsan merupakan ibadah kepada Allah dengan penetahuan penuh bahwa Ia Maha Mengetahui meskipun anda tidak dapat melihatNya. Tidak ada aktivitas yang terjadi tanpa pengawasan dari Allah. Konsep dari kesempurnaan meluas dari tindakan ibadah yang tertulis kedalam usaha manusia untuk berbuat kebaikan dan segala aktivitasnya.

1.2 Karakteristik Mendasar Dari Islam
Islam terbentuk pada 5 rukun: shahadat, shalat, zakat, puasa Ramadhan, dan haji. Islam merupakan pengakuan lisan, kepercayaan, tindakan dari kebenaran dan mengikuti jalan yang benar. Seseorang menjadi muslim dengan menagaku bahwa hanya ada satu pencipta dan Muhammad adalah utusanNya. Mengerjakan empat ibadah yang tersebut diatas merupakan manidestasi praktis dari 2 pengakuan. Seseorang tidak berhenti menjadi seorang muslim karena dosa selama ia tidak mempertanyakan bahwa tindakannya adalah sebuah dosa. Pendosa tetap menjadi seorang muslim tetapi dengan keyakinan yang lemah. Keyakinan dialihkan darinya pada jangka waktu ia melakukan dosa. Para pendosa yang melakukan dosa besar akan dihukum di neraka pada waktu tertentu dan kemudian diampuni untuk menuju surga karena Allah mengampuni segalanya kecuali politheisme. Islam merupakan agama yang jelas, menyatu, tidak terbagi-bagi, berorientasi pada tindakan, mudah dilaksanakan, universal dan pesan terakhir. Islam rasional dan mudah dipahami. Islam muncul dari kebebasan kepercayaan dan kebebasan dalam berfikir. Islam berorientasi sosial, reformis dan memperbaharui. Islam merupakan agama dan keseimbangan dan kecukupan antara kesempurnaan dan kemanusiaan, spiritualitas dan materialisme, pengungkapan dan intelektualitas, akhirat dan dunia, individualisme dan komunalisme, ideal dan  realitas, masa lalu dan masa depan, tanggung jawab dan kebebasan, pengikut & penemuan, tugas & hak, stabilitas & perubahan, pengetahuan & keyakinan, kebenaran & kemungkinan, akidah dan tindakan, ddiin dan status, kendali oleh keyakinan dan kendali oleh otoritas, inovasi materi dan tuntutan moral, kekuatan militer dan moral.

1.3 Budaya Sosial Islam
Imam al Nawawi mengurutkan 23 hadis yang ia sebut madaar al islam karena mereka menjelaskan kebudayaan sosial islam. Mereka dapat dipertimbangkan dalam kelompok akidah, perbuatan pribadi dan hubungan sosial. Fundamental dari ddiin,usul al ddiin adalah islam, iman dan ihsan. Seorang muslim menolak penemuan dalam agama, menjujung tinggi kebenaran, menolak keraguan, percaya pada qadar, berserah diri kepada Allah dan bertaubat dari dosa. Tindakan seorang puslim dicirikan dengan niat yang bersih, perbuatan baik, kesederhanaan, mengikuti jalan yang benar, memeriksa aturan halal dan haram, menolak materialisme, bertanya pada hati kecilnya, kualitas kerja diawali dengan pekerjaan yang paling penting serta memenuhi 5 rukun islam.dalam berurusan dengan muslim yang lainnya, meninggalkan apa yang bukan urusannya, menyukai kebaikan bagi orang lain, tidak menyakiti orang lain, nasihat yang tulus, membawa mereka kepada Islam, menghormati tetangga dan tamu, menekan amarah dan menghargai kesucian hidup manusia. Kesalahpahaman akan islam terjadi karena gangguan dari musuh muslim atau perilaku buruk dari muslim yang mempedulikan agamanya.

1.4 IMAN
Iman memiliki 6 rukun: percaya kepada Allah, percaya kepada malaikat sebagai ciptaan yang terbuat dari cahaya yang bertujuan untuk menjalankan perintah Allah; percaya pada kitab suci, quran, injil, zabur dan taurat; percaya kepada nabi, dari Adam sampai Muhammad SAW; percaya pada hari kiamat; percaya pada qada dan qadar; menerima keputusan Allah apakah disukai ataupun tidak dalam keyakinan penuh bahwa semua itu dari Allah dan pada saat yang bersamaan mendasarkan tindakan manusia pada bukti empiris. Iman memiliki banyak tipe dan manifestasi. Terdapat 72 bentuk iman. Yang tertinggi dari Iman adalah pengakuan la ilaaha illa allah dan yang terendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu dari jalan umum. Kesederhanaan merupakan bagian dari iman. Iman dapat lemah ataupun kuat. Nabi menjelaskan karakteristik orang yang memiliki iman yang paling lemah. Sekecil apapun iman yang dimiliki dapat menghindarkan manusia dari api neraka. Bekerja merupakan bagian dari iman. Iman dapat meningkat ketika melakukan kebaikan dan menurun jika melakukan pekerjaan buruk. Iman menghilang untuk beberapa saat ketika dosa besar seperti mencuri atau perzinahan dilakukan. Iman kembali begitu dosa tersebut berhenti dikerjakan. Terdapat perbedaan yang jelas antara iman dan islam. Iman tercermin melalui tindakan praktis karena islam merupakan agama yang praktis dikerjakan di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Islam bukanlah suatu pengalaman metafisik atau sulit dipahami. Iman tercermin dalam perbuatan baik, dan menyembah pencipta. Yang termasuk didalamnya adalah hidup dalam keharmonisan dengan manusia lainnya dalam lingkungan sosial dan fisik. Iman merupakan pendorong internal dari tindakan dan perilaku manusia yang terlihat. Pengikut sejati memiliki sejumlah sifat yang mudah dikenali dan karakteristik yang dijelaskan dalam al quran. Iman dihubungkan dengan kesempurnaan dalam berbagai bidang. Iman dihubungkan dengan performa yang baik. Para pengikut diuji. Iman memiliki banyak keuntungan bagi manusia: kehormatan, persaudaraan, ketegasan, keberhasilan, kemenangan, pahala, cahaya. Iman dihubungkan dengan kebahagiaan karena seorang pengikut mengenal dirinya sendiri,posisinya, hubungannya dengan pencipta, hubungannya dengan manusia lain dan hubungannya dengan lingkungan fisik. Ia juga dapat menempatkan dirinya dalam dimensi waktu; ia mengetahui asal usulnya dan tujuannya. Ketegasan ini menghilangkan tekanan normal dari ketidakpastian dan kecemasan yang dialami manusia dan membuat pengikut sebagai orang yang bahagia dan puas akan hidupnya.

1.5 IHSAN ADALAH BUDAYA ISLAM
Islam memerlukan kualitas kerja dan performa yang sempurna. Allah menerima dan mengganjar pekerjaan terbaik yang diberikan. Allah memberikan kualitas akan segalanya sehingga manusia harus menyempurnakan pekerjaannya. Manusia dalam kehidupan duniawinya diuji untuk melihat siapa yang mampu melakukan yang terbaik. Quran dan sunnah telah mementingkan kualitas, ihsan dan pelaku berkualitas, muhsinuun.

2.0 TAUHID
2.1 Tauhid al Ddhhaat, Tauhid al Asmau & Tauhid al Sifat
Allah adalah satu. Sebagai manusia kita tidak dapat mencapai atau memahami esensi Allah. Kita hanya bisa berhubungan dengan nama dan atribut-atribut Allah. Bagian dari penyerahan diri adalah kepercayaan kepada nama dan atribut Allah. Hal tersebut mengakui dan membantu manusia memahami kekuatan dan kebesaran sang Pencipta. Penolakan terhadap salah satu nama Allah akan melemahkan iman. Seluruh 99 nama Allah disebutkan dalam Al Quran. Allah memiliki banyak sifat yang disebutkan dalam al quran. Seperti nama-nama Allah, sifat-sifat Allah membantu manusia membantu manusia memahami kebesaran Allah. Seorang muslim harus percaya pada semua sifatNya. Hal ini termasuk bersaksi bahwa sifat-sifat tersebut merupakan atribut dan Allah adalah satu. Manusia tidak boleh mencari informasi secara mendetail mengenai mekanismenya,kaifa, karena mekanisme tersebut berada diluar cakupan intelektualitas manusia dan pemahamannya. Sifat dapat berupa ciri-ciri anatomis, tindakan atau fungsim atau potensi dari suatu tindakan, atau status dari sesuatu. Nama-nama Allah digunakan hanya untuk Allah. Manusia tidak dapat menyamakan dirinya dengan nama-nama tersebut. Hal ini termasuk nabi dan orang-orang yang melakukan kebenaran. Sifat Allah hanyalah diperuntukkan kepada Allah dan tidak ada manusia atau ciptaan lainya yang memiliki kesamaan. Merupakan suatu kejahatan untuk menganggap atribut Allah sama dengan atribut manusia, mengingkarinya juga merupakan suatu bentuk kejahatan.

2.2 Tauhid al Rububiyyat
Konsep rububiyyat adalah pengakuan bahwa ada pencipta dan pemelihara alam semesta dan segala isinya. Sang pencipta tidak dapat diciptakan dan tidak memiliki awal atau akhir. Konsep mengenai penciptaan otomatis, keberadaan tanpa pencipta, tidak bisa ditoleransi karena menuj kepada ketidakmungkinan dari suatu objek yang muncul sebelum kemunculannya. Kepercayaan pada keesaan Tuhan Maha Pencipta, tauhid al rububiyyat muncul. Manusia normal akan dengan sendirinya mengetahui bahwa hanya terdapat satu pencipta alam semesta. Tauhid al rububiyyat merupakan sebuah logika yang perlu. Tidak mungkin keharmonisan dan keteraturan alam semesta tercapai apabila ada lebih dari satu pencipta. Tidak ada 2 pencipta yang dapat menyetujui secara sempurna tanpa adanya pertikaian. Tauhid al rububiyyat juga menjelaskan interaksi yang harmonis dalam ekosistem, rantai makanan dan jaring makanan.

2.3 Tauhid al Uluhiyyat
TAUHID AL ULUHIYYAT  merujuk pada penyembahan Tuhan semata. Tidak ada yang boleh dihubungkan dengannya dalam proses ibadah. Tujuan dari penciptaan alam semesta adalah untuk menyembah Tuhan sebagai ungkapan terimakasih kepada sang pencipta. Semua ciptaan menyembah Tuhan secara sukarela; hanya manusia yang terkadang melanggarnya karena mereka diberikan kebebasan yang disalahgunakan. Kufr atau penolakan Tuhan adalah tidak berterimakasih. Syirik atau menyekutukan Tuhan dengan apapun dalam penyembahan merupakan dosa yang tidak terampuni. Syirik merupakan penyebab anarki religius dan keagamaan.

2.4 ‘Aqidat Al Tauhid Dan Pandangan Dunia Islami, tasawwur islami
Tauhid merupakan keesaan Tuhan Maha Pencipta termasuk didalamnya  adalah kesatuan dari dunia yang dicitakan. Pernyataan tauhid tidak ada tuhan lain selain Allah, la ilaha illa allahu, terdiri dari negasi yang diikuti oleh afirmasi. Tauhid menyatukan pandangan dunia islam dan dasar-dasar budaya dan peradaban islam. Tauhid merupakan tantangan intelektual sejak konsep keesaan Tuhan dan diluar kemampuan manusia serta alam semesta merupakan realitas abstrak yang hanya dapat dijangkau oleh kemampuan intelektualitas tertinggi. Tauhid menyediakan kerangka yang membangun keseluruhan alam semesta ketika ketidakhadirannya dapat membuat kontradiksi yang tidak dapat diperbaiki. Tauhid merupakan dasar dari hukum fisik dan sosial yang mengatur ilmu pengetahuan, teknologi dan mansyarakat. Kesempurnaan, keteraturan dan keharmonisan alam semesta dan tubuh manusia merupakan bukti empiris dari keesaan Sang Pencipta. Tauhid sebagai kepercayaan atas sang Pencipta dan Pemelihara memberikan tujuan dan panduan bagi peradaban umat manusia. Kepercayaan pada tauhid menjamin surga pada akhirnya dengan tinggal sementara di neraka sebagai hukuman atas dosa besar yang tidak diampuni.

2.5 DAMPAK TAUHID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Tauhid memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari berdasarkan pembentukan oleh sang Pencipta: persaudaraan dan kesamaan, hukum fisik dari ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum sosial, organisasi ekonomi dan organisasi politik.

3.0 RISAALAT
3.1 Elemen Dasar Dari Proses Pengungkapan
Pengungkapan memiliki tiga komponen esensial: malaikat, utusan dan tulisan. Allah mengirimkan pesan ini kepada manusia sebagai wahyu. Wahyu diturunkan dari surga oleh malaikat kepada manusia yaitu nabi yang dipilih Allah.

3.2 Malaikat
Percaya pada wahyu diperlukan kepercayaan dalam mempercayai eksistensi malaikat yang membawa pesan. Manusia menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut: membawa singgasana Allah, ditugaskan dalam suatu misi, membawa wahyu, mencabut nyawa, merekam perilaku dan tindakan manusia, intervensi tindakan manusia yang diperintahkan Allah, melaksanakan perintah Allah dalam menghukum manusia, bekerja di surga, menempatkan orang yang tidak percaya kepadaNya ke neraka, menjaga neraka, membantu umat menuju kemenangan, mencarikan pengampunan bagi manusia dan membela mereka.

3.3 Utusan
Terdapat dua jenis nabi: nabi dengan pesan, nabi rusul dan nabi tanpa pesan, nabi. Duapuluh lima utusan merupakan nabi yang spesial: Adam, Idris, Nuh, Hud,Saleh, Luth, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub, Syuaib, Harun, Musa, Daud, Sulaiman, Ayub, Zulkifli, Yunus, Ilyas, Ilyasa, Zakaria, Yahya, Isa dan Muhammad. Utusan pertama adalah nabi Nuh dan yang terakhir adalah nabi Muhammad. Agama dari pembawa pesan sama dalam isinya dan berupa agama Islam. Semua mulim harus yakin pada semua nabi tanpa membedakan atau mendiskriminasi. Semua nabi adalah manusia. Dalam islam dilarang menyembah nabi. Beberapa nabi memiliki mukjizat dari Allah. Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah Al quran yang merupakan mukjizat intelektual yang abadi. Fungsi utama dari para nabi adalah untuk membawa pesan. Muslim yakin pada konsep nabi terakhir, khatm al nubuwat. Muhammad adalah nabi dan utusan terakhir. Islam merupakan agama terakhir dan Quran merupakan wahyu terakhir.

3.4 Kitab Suci
Kitab suci merupakan suatu otoritas dan menyatakan kebenaran. Kitab injil diwahyukan kepada Isa, taurat diwahyukan kepada Musa, suhf kepada Ibrahim, tazabur diwahyukan kepada Daud dan quran diwahyukan kepada Muhammad. Quran berisi semua kitab suci. Seorang muslim harus percaya pada wahyu sebelumnya dengan meyakini quran karena kesemuanya tercakup dalam al quran. Penolakan terhadap beberapa bagian Quran adalah perbuatan kufur. Cukup untuk percaya pada alquran; hal itu juga harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Muslim diwajibkan untuk mengingat Quran, merenungkan isinya dan membawa pesannya kepada yang lain. Quran pertama kali diwahyukan pada suatu malam. Quran diwahyukan sedikit demi sedikit dan per bagian selama 23 tahun. Nabi Muhammad mendiktekan Quran kepada sahabatnya untuk menulis setiap ayatnya pada surah yang benar. Quran sebagai wahyu terakhir sangat dilindungi dari segala gangguan. Quran ditulis selama  era nabi muhammad pada berbagai benda tulisan. Ribuan muslim mempelajari al quran dengan menghafalnya di banyak negara sehingga tidak mungkin bagi al quran untuk terpecah isinya atau menghilang. AL Quran memiliki beberapa nama dan atribut. Quran merupakan perkataan Allah. Mukjizat. Muslim diwajibkan untuk membaca Quran, Quran menjelaskan aqidah, bimbingan spiritual, sumber hukum, sumber informasi mengenai kejadian masa lalu dan masa yang akan datang, dasar dari kesatuan umat dan membantu menyelesaikan perbedaan. Percaya pada sunnah nabi merupakan wahyu yang jelas dan bagian dari keyakinan di dalam quran. Sunnah merupakan perpanjangan dan interpretasi dari al quran.

3.5 Sahabat Dan Salihiin
Sahabat atau kawan didefinisikan sebagai mereka yang bertemu dengan nabi dan percaya kepadanya selama hidupnya. Mereka adil dan benar. Kita mengingat tindakan baik dari para sahabat, membicarakan kebaikannya, mencintai mereka dan mendoakan mereka. Menghina, mengutuk atau menjelek-jelekkan sahabat merupakan perbuatan yang dilarang. Membenci sahabat merupakan perbuatan kufr dan nifaaq. Kita tidak membicarakan konflik yang timbul diantara sahabat. Orang yang berwasiat kebenaran, salihin adalah pria dan wanita yang hidupnya patut dicontoh. Kita percaya bahwa orang saleh atau aulia memiliki karamah (mukjizat yang berbeda dari mukjizat yang diberikan kepada nabi). Orang saleh tidak boleh disembah selama hidupnya atau setelah ia tiada. Menyembah mereka dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah seperti menyembah idola. Mereka bisa diminta untuk mendoakan selama hidupnya namun tidak ketika mereka telah meninggal. Dilarang menggunakan mereka sebagai perantara. Hal tersebut merupakan syirik besar untuk meminta tolong kepada mereka, mengatasi tekanan hidup atau mendatangkan keuntungan.

4.0 AKHIRAT
4.1 Tingkatan Kehidupan Manusia
Jangka hidup, ajal, sudah ditetapkan. Manusia melalui 4 fase:non eksistensi, hidup di dunia, hidup di alam kubur, fase perantara dan kehidupan di akhirat.Islam tidak menerima konsep reinkarnasi. Setiap manusia hanya memiliki satu kehidupan duniawi yang berujung pada kematian. Kematian merupakan kejadian peralihan yang terjadi ketika ruh dipisahkan dari badan fisik. Kematian ada di tangan Allah. Manusia tidak mengetahui waktu terjadinya. Semua manisoa akan mati dan akan memiliki kehidupan di akhirat. Kehidupan di akhirat, hayat al akhirat merupakan eksistensi yang lebih tinggi dan lebih baik daripada kehidupan duniawi, hayat al duniyat. Kehidupan di akhirat memiliki dua tingkatan yang berurutan: kehidupan di dalam kubur, serta kehidupan setelah dibangkitkan kembali, entah dalam neraka ataupun surga. Pada hari kebangkitan, ruh akan kembali menyatu dengan tubuh. Kehidupan di akhirat baik di surga maupun di neraka adalah abadi.

4.2 Kehidupan Dalam Kubur, qabr
Pemakaman didalam kubur merupakan suatu bentuk penghormatan terakhir tidak seperti kebanyakan binatang yang hanya meninggalkan yang mati. Penguburan diikuti pertanyaan selama ruh dikembalikan sementara kedalam tubuh. Mereka yang taat akan menjawab secara benar sedangkan yang ingkar akan tidak tahu jawabannya. Semua orang akan diberitahu nasibnya, Surga atau neraka, ketika mereka masih di dalam kibur. Akan ada pahala dan siksaan didalam kubur. Kehidupan peralihan, hayat al barzakh adalah kehidupan diantara kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat. Beberapa hadis sahih sepertinya mengindikasikan eksistensi fungsi psikologis dari orang yang dikubur seperti berteriak, mendengar. Tidak ada hantu. Tidak ada arahan antara orang mati dalam kubur dengan manusia yang masih hidup. Yang mati tidak dapat mempengaruhi hidup di dunia. Yang hidup tidak dapat mempengaruhi kejadian dalam kubur selain dari doa. Mimpi dari orang yang masih hidup mengenai orang yang sudah meninggal bukanlah bentuk komunikasi yang sesungguhnya antara yang hidup dan yang telah mati.

4.3 Hari Akhir, yawm al akhirat
Kepercayaan pada hari akhir merupakan salah satu rukun islam.pengingkaran terhadapnya merupakan kekufuran. Pengetahuan akan hari akhir hanya dimiliki oleh Allah. Kejadian yang menunjukkan hari akhir antara lain perubahan sosial, fisik dan kekhususan lainnya. Perubahan sosial antara lain ibu yang diperbudak anak-anaknya, tinggal di gedung pencakar langit, banyak harta, fitnah, kehilangan kepercayaan dan hilangnya iman. Kejadian fisik berupa terbitnya matahari dari arah barat. Situasi khusus antara lain munculnya penyelamat paslsu, keturunan isa dan kedaruratan atas daabat al ardh. Hal ini diikuti dengan kejadian di hari kiamat. Sangkala akan ditiup untuk hari kebangkitan. Orang-orang akan dikumpulkan, amalannya akan ditunjukkan, penghitungan atas perbuatan baiknya akan dibuat, keseimbangan akan dibuat dan keadilan akan ditegakkan. Pengampunan akan diberikan oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam al quran.

4.4 Kehidupan Akhirat: Surga Dan Neraka: Jannat Dan Jahannam
Surga dan neraka diciptakan oleh Allah sebelum penciptaan manusia. Surga dan neraka ada saat ini dan abadi. Surga memiliki banyak kenikmatan dan kenyamanan yang dapat dinikmati secara fisik. Manusia di surga dapat menikmati kenyamanan ini tanpa tekanan biologis dan psikologis dari kehidupan duniawi. Neraka tersedia bagi mereka yang tidak percaya dan para pendusta. Neraka merupakan tempat hukuman. Quran menjelaskan kehidupan di neraka sebagai suatu pengalaman yang buruk dan menakutkan. Banyak hukuman diantaranya adalah dibakar hidup-hidup. Proses fisiologis di dunia akan muncul di neraka tetapi dengan kata lain bahwa hukuman tersebut tidak memenuhi kebutuhan fisiologis. Minuman tidak akan menghilangkan dahaga. Makanan tidak akan membuat kenyang.

4.5 Hakikat Setelah Kehidupan
Kehidupan setelah kebangkitan dari kubur akan menjadi kehidupan secara fisik bukan secara metafisika atau spiritual. Kita tidak mengetahui secara pasti apabila ada perbedaan dengan kehidupan di dunia. Quran memperjelas bahwa kehidupan disik dengan badan dengan fungsi fisiologis di dunia tersebut sama dengan kehidupan di dunia. Orang yang dibangkitkan manusia akan mengalami seluruh kejadian di hari akhir sebagai mahluk hidup. Tidak akan ada kematian setelah hari akhir. Mereka yang masuk surga akan berada disana selamanya. Neraka akan abadi bagi beberapa pelaku pelanggaran. Beberapa pelanggar akan menghabiskan waktu hukuman di neraka dan kemudian akan diampuni untuk kemudian masuk ke dalam surga.

5.0 QADAR
5.1 Penjelasan
Segala sesuatu telah ditetapkan menurut keputusan awal. Dua istilah qadha dan qadar yang memiliki arti yang berbeda. Qadar merupakan kejadian yang belum terjadi. Qadha merupakan istilah yang digunakan untuk kejadian empiris yang telah ditentukan oleh qadar. Pada tingkatan qadar Allah mengetahui apa yang akan terjadi dan tidak diketahui oleh manusia. Manusia harus berjuang semampunya agar ia dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Tahap qada, kejadian tersebut telah berlangsung dan manusia harus menerima apa yang telah terjadi karena ia tidak dapat melakukan apapun untuk mengembalikan qadar dari Allah. Pengetahuan Allah tidak terbatas. Manusia harus menyerahkan diri kepada keputusan Allah. Mereka tidak bisa merubah qadar yang telah terjadi kecuali dengan doa. Percaya kepada qadar dihubungkan dengan ketetapan hati, menghindari kebahagiaan dan kesedihan yang berlebihan, keberanian dan inisiatif serta kurangnya rasa takut. Tidak ada jalan keluar dari qadar karena berlaku dimana saja Semuanya telah ditentukan sebelum penciptaan bumi dan surga dan direkam oleh Allah. Semua fenomena dan kejadian di dunia mengikuti program dari apa yang telah disiratkan. Manusia tidak dapat mengetahui suratan tersebut. Qadar adalah bagian dari kepercayaan karena intelektualitas manusia tidak dapat berdiri sendiri melakukan tindakan logis dari berbagai aspek qadar.

5.2 KEINGINAN, iraadat, PENGETAHUAN, ‘ilm DAN KEKUATAN, qudrat
Pengetahuan Allah, keinginan dan kekuatan tidak terbatas. Keinginan manusia, pengetahuan dan kekuatan sangat terbatas. Kemampuan manusia yang terbatas dapat disesatkan oleh setan. Manusia dalam kehidupan mendapatkan pengalaman baik dan buruk. Seorang muslim yang taat mengetahui bahwa semua bagian qadar dan akan mengatakan hamdalah, alhamdulillah, pada setiap pengalaman baik dan buruk. Istilah baik dan buruk dalam pengalaman manusia dan pengetahuannya merupakan hal yang relatif. Apa yang terlihat baik dapat menjadi buruk, dan apa yang terlihat buruk dapat menjadi hal yang baik.

5.3 Perbuatan Manusia
Setiap perbuatan manusia telah diciptakan oleh Allah. Ia mengetahui tindakan manusia bahkan sebelum tindakan tersebut diperbuat. Allah menguji manusia dengan membiarkan mereka memilih tindakannya sendiri, tetapi Ia mengetahui terlebih dahulu apa yang akan dipilih oleh manusia. Apapun pilihan yang dibuat oleh manusia, Allah Maha Mengampuni dan Maha Baik. Kebebasan diikuti oleh tanggung jawab dan manusia bertanggung jawab pada setiap tindakannya dan bertanggung jawab atas pilihannya. Manusia tidak seharusnya berjuang pasrah kepada qadar dan bertentangan bahwa segala sesuatunya telah ditentukan.  Mereka harus berusaha bahwa kemungkinan mencapai hasil yang baik merupakan hal yang manusiawi. Hukum sebab akibat telah ditetapkan sehingga suatu tindakan akan dengan sendirinya diikuti dengan hasil yang telah diprediksikan kecuali ada intervensi dari yang kuasa.  Meskipun semua usaha manusia hasilnya akan berbeda dari apa yang diharapkan, manusia harus menyerahkan diri dan menerima keputusan Allah. Manusia dapat dibimbing ataupun disesatkan. Bimbingan dalam jangka panjang berasal dari Allah. Manusia dalam keinginannya yang terbatas akan menanggung usaha untuk dibimbing. Keseluruhan kehidupan manusia di bumi merupakan ujian besar mengenai sebaik apa keinginan bebas mereka digunakan.

5.4 Penyebab Dan Hubungan Sebab Akibat
Dalam berbagai situasi manusia, fenomena mengikuti hukum  sebab akibat, contohnya adalah tindakan yang diikuti oleh akibat. Semua kejadian memiliki penyebab. Semua penyebab berasal dari Allah. Hukum sebab disebut sunan Allah fi al kawn dalam terminologi quran. Hukum ini tetap dan stabil. Allah tidak diharuskan untuk mentaati hukum ini karena hukum ini adalah milikNya. KeputusanNya berada diatasnya dan dapat merubahnya. Allah menciptakan sebab dan akibat. Penyebab ini merupakan bagian dari qadar. Biasanya penyebab diikuti dengan hasil yang diharapkan. Terdapat beberapa situasi seperti mukjizat kenabian dimana intervensi dari Yang Kuasa dapat menembus hukum yang diketahui manusia. Dalam setiap situasi suatu qadar dapat membalik qadar yang lain.

5.5 Kesalahpahaman Qadar
Pemahaman yang baik dari qadar memerlukan tawakkul yang baik dari tawakkul buruk. Tawakkul dalam menyerahkan diri kepada Allah setelah membuat ukuran yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang mengikuti hukum sebab akibat.  Tawaakul adalah pasrah terhadap semua usaha dan membiarkan sesuatu terjadi. Penyakit manusia adalah bagian dari qadar. Perawatan medis merupakan penolakan atau percobaan untuk membalik qadar. Penyakit dan perawatannya merupakan bagian dari qadar yang diberikan Allah.  Manusia memiliki keterbatasan pengetahuan dan tidak dapat membedakan penyakit yang dapat disembuhkan dan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Mereka bermain aman dengan merawat penyakitnya sebaik mungkin dengan waspada bahwa ini merupakan percobaan dan melimpahkan sisanya kepada Allah. Allah menentukan hidup dan mati. Tidak ada manusia yang dapat memberikan kehidupan dan mengambil kehidupan. Manusia dapat terlibat sebagai agen, tetapi bukan sebagai penyebab. Hal tersebut merupakan qadar yang tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh intelektual manusia. Mencoba untuk mencari hal tersebut akan berujung pada ganjaran di hari akhir. Dianjurkan untuk tidak terpaku pada masalah qadar.